BANDUNG, Jabar.waspada.co.id – Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Provinsi Jawa Barat (Jabar) bersama Jabar Saber Hoaks (JSH) menggelar kegiatan program “Kejar Tabayyun”. Kegiatan ini menyasar kalangan pesantren di 27 kabupaten/kota wilayah Jabar, khususnya generasi muda.
Kejar Tabayyun merupakan akronim dari “Keliling Jabar Belajar Literasi Baik Asyik dan Fun”. Ketua JSH, Alfianto Yustinova, mengatakan, pada kegiatan Kejar Tabayyun ini generasi muda atau santri dilatih untuk melakukan cek fakta mandiri bersama Tim JSH. “Sehingga secara mandiri santri dapat mengidentifikasi suatu informasi yang beredar, hoaks atau tidak,” kata dia.
Pada Selasa (14/2), kegiatan Kejar Tabayyun digelar di Pesantren Muhammadiyah Darul Arqam, Kecamatan Sawangan, Kota Depok. Wakil Gubernur Jabar Uu Ruzhanul Ulum hadir sebagai pembicara utama. “Kegiatan Kejar Tabayyun merupakan program mencerdaskan santri dari dunia media sosial,” kata Uu.
Ia mengatakan, sebagian besar pelaku media sosial (medsos) adalah anak muda. Karena itu, Kejar Tabayyun menyasar generasi muda, khususnya generasi muda santri di pesantren. Ini juga disebut sebagai bentuk komitmen implementasi Peraturan Daerah (Perda) Provinsi Jabar Nomor 1 Tahun 2021 tentang Fasilitasi Penyelenggaraan Pesantren.
Lewat Kejar Tabayyun, Uu berharap generasi muda dapat memanfaatkan kemajuan teknologi digital, termasuk medsos, dengan sebaik-baiknya.
“Ada manfaat luar biasa menyangkut pendidikan, ekonomi, dan komunikasi. Tapi, kadang ada mudaratnya. Medsos dijadikan alat bully, hoaks, itu kemudaratan bagi orang, kelompok, bahkan negara,” kata Uu.
Uu mengharapkan dengan dukungan teknologi digital, termasuk medsos, generasi muda dapat mempersiapkan kemampuan diri untuk bersaing di era disruptif. Untuk itu, ia menilai, dibutuhkan pemahaman juga memilah informasi.
“Pemuda sebagai penerus perjuangan, pemimpin di masa datang, maka harus punya kekuatan dan kemampuan ilmu, amal, dan iman,” kata Uu. (wol/republika/ari/d1)
Discussion about this post