Jabar.waspada.co.id – Rabu Abu merupakan hari pertama masa Pra-Paskah dalam liturgi gerejawi. Jatuh pada hari Rabu, tanggal 2 Maret 2022 dan merupakan salah satu Hari Raya Wajib sebagai peringatan tanda pertobatan menuju kemenangan dan kebangkitan Kristus.
Rabu Abu diperingati pada saat 40 hari tanpa Minggu atau 44 hari dengan menghitung Minggu, sebelum dilaksanakannya hari Paskah.
Istilah Rabu Abu berasal dari ritual yang dilaksanakan yakni mengoleskan abu pertobatan pada dahi jemaat disertai ucapan-ucapan.
Kalimat “Bertobatlah dan percayalah pada Injil” merupakan salah satu ucapan yang akan dilakukan ketika ritual abu dioleskan ke dahi para jemaat.
Ucapan lain ketika ritual pengolesan debu yakni “Ingatlah bahwa engkau adalah debu, dan engkau akan kembali menjadi debu”.
Pada peringatan Rabu Abu, penggunaan abu berasal dari daun palem yang dibakar saat perayaan Minggu Palma ketika tahun sebelumnya.
Ritual Rabu Abu dilakukan dengan mengoleskan abu membentuk tanda salib pada dahi seseorang sebagai simbol upacara tersebut. Simbol tersebut memiliki makna seseorang menabur abu di atas kepalanya atau di seluruh tubuhnya sebagai tanda kesedihan, penyesalan, dan pertobatan.
Hari Rabu Abu disarankan untuk melakukan pantang, puasa dan beribadah namun tidak diwajibkan untuk dilaksanakan bagi umatnya.
Menurut situs web Paroki Minomartani, yang dimaksud dengan berpuasa adalah makan hanya sekali saja dalam sehari pada hari Rabu Abu dan hari Jumat Sengsara dan Wafat Tuhan. Umat beriman yang wajib berpuasa adalah yang berumur antara 18 tahun sampai dengan awal tahun keenampuluh (60).
Yang dimaksud dengan berpantang adalah tidak makan daging atau makanan lain yang disukai pada hari Rabu Abu dan tujuh Jumat selama masa Prapaskah sampai dengan Jumat Agung.
Sesuai dengan tradisi Gereja universal, berpantang ini dapat dilakukan juga setiap hari Jumat sepanjang tahun, kecuali hari Jumat itu merupakan hari pesta wajib. Umat beriman yang wajib berpantang adalah yang sudah genap berumur empat belas (14) tahun.
Laman Iman Katolik merangkum puasa berarti makan kenyang hanya satu kali dalam sehari. Untuk yang biasa makan tiga kali sehari, dapat memilih:
– Kenyang, tak kenyang, tak kenyang, atau
– Tak kenyang, kenyang, tak kenyang, atau
– Tak kenyang, tak kenyang, kenyang
PANTANG berarti:
– Pantang daging, dan atau
– Pantang rokok, dan atau
– Pantang garam, dan atau
– Pantang gula dan semua manisan seperti permen, dan atau
– Pantang hiburan seperti radio, televisi, bioskop, film.
Karena begitu ringannya, kewajiban berpuasa dan berpantang, sesuai dengan semangat tobat yang hendak dibangun, umat beriman, baik secara pribadi, keluarga, atau pun kelompok, dianjurkan untuk menetapkan cara berpuasa dan berpantang yang lebih berat.
Secara kejiwaan, Berpuasa memurnikan hati orang dan mempermudah pemusatan perhatian waktu bersemadi dan berdoa. Puasa juga dapat merupakan korban atau persembahan. Puasa pantas disebut doa dengan tubuh, karena dengan berpuasa orang menata hidup dan tingkah laku rohaninya.
Dengan berpuasa, orang menemukan diri yang sebenarnya untuk membangun pribadi yang selaras. Puasa membebaskan diri dari ketergantungan jasmani dan ketidakseimbangan emosi. Puasa membantu orang untuk mengarahkan diri kepada sesama dan kepada Tuhan.(berbagaisumber/ond/d1)
Discussion about this post