Jabar.Waspada.co.id – Indonesia negeri yamg kaya akan keanekaragaman budaya, tradisi, serta adat istiadat yang terkenal luas hingga mancanegara. Salah satu kekayaan budaya yang dimiliki oleh bangsa Indonesia yaitu lagu daerah. Berbagai macam lagu daerah kerap dinyanyikan dalam sejumlah perayaan, baik acara adat maupun nasional. Yuk kenali sederet lagu daerah yang ada di indonesia.
1. Bungong Jeumpa (Aceh)
Bungong jeumpa bungong jeumpa, meugah di Aceh (Bunga cempaka yang terkenal di Aceh), sepenggal lirik lagu ini bagi sebagian orang jika mendengarnya mungkin hanya sebatas lagu daerah saja. Namun lebih dari itu, Bungong Jeumpa bagi kebudayaan Aceh melambangkan semangat dan keindahan tanah Aceh. Keindahan tanah Aceh yang merupakan provinsi paling barat Indonesia tidak perlu diragukan lagi.
Bungong jeumpa sendiri dalam bahasa Indonesia dikenal sebagai bunga cempaka yang banyak ditemukan di pulau Sumatera begitu pula di Aceh. Bagi masyarakat Aceh, bunga ini biasa ditanam di pekarangan rumah. Keharuman bunga ini juga sudah dijadikan sebagai salah satu varian baru dalam produk parfum lokal dan diminati banyak kalangan.
2. Sinanggar Tulo (Sumatera Utara)
Sinanggar tullo tullo a tullo, Sinanggar tullo tullo a tullo. Penggalan lirik lagu berjudul Sinanggar Tulo ini berasal dari daerah Tapanuli, Sumatera Utara. Lagu Batak ini termasuk salah satu lagu populer yang juga kerap dinyanyikan tidak hanya oleh suku Batak saja tetapi di luar dari suku tersebut. Makna lagu tersebut menggambarkan keluh kesah seorang perjaka yang harus menuruti perintah ibunya.
Ibunya menginginkan agar putranya mendapatkan kekasih dari keturunan Marga Tobing dan juga merupakan pariban. Artinya marga dari sang ibu harus sama dengan marga sang calon kekasih dari sang perjaka.
3. Manuk Dadali (Jawa Barat)
Lagu Manuk Dadali memuat syair lagu yang bernafaskan nasionalisme. Selain daripada itu, lagu ini sangat enak didengar, terlebih jika dinyanyikan menggunakan angklung, alat musik khas Jawa Barat yang masyhur itu.
4. Ampar-Ampar Pisang (Kalimantan Selatan)
Ampar-ampar pisang, Pisangku belum masak, Masak sabigi dihurung bari-bari. Ampar-Ampar Pisang adalah lagu daerah asal Banjar, Kalimantan Selatan, yang menceritakan tentang makanan khas Kalimantan Selatan yang amat disukai. Lagu ini bercerita tentang pisang yang diolah dengan cara dihamparkan/dijemur dalam proses pengolahannya untuk menjadi makanan khas daerah tersebut.
5. Si Patokaan (Sulawesi Utara)
Lagu Si Patokaan yang berasal dari Sulawesi Utara memiliki pola penuturan pantun ini adalah ungkapan perasaan cinta sekaligus khawatir seorang ibu kepada anaknya yang sudah beranjak dewasa dan telah diwajibkan mencari nafkah sendiri, biasanya untuk anak laki-laki.
Tradisi merantau erat kaitannya dengan lirik lagu tersebut. Bila dilihat lebih dalam, lirik tersebut secara utuh mengandung doa sekaligus motivasi kepada objek penutur, yaitu anaknya. Tetapi pada lirik kedua, ibu sebagai subjek, berpesan sisi buruk dari hidup.
Bukan untuk menakuti, tetapi lebih bertujuan mengingatkan dan memperlihatkan kenyataan bahwa manusia tidak bisa terhindar dari kondisi yang sulit. Apalagi hidup di tanah yang jauh dan asing dirasa sangat berat dan berbeda dengan hidup di tanah sendiri.
6. Gemu Fa Mi Re (NTT)
Lagu ini banyak diisi oleh kearifan lokal, seperti gong waning, salah satu alat musik gendang khas Maumere. Syair lagu ini diambil dari notasi dasar musik. Gemu Fa Mi Re bermakna sebuah kegembiraan. Gerakan-gerakan seperti putar kiri putar kanan dalam tari lagu itupun melambangkan keceriaan.
7. Apuse (Papua)
Lagu Apuse bercerita tentang seorang anak yang akan pergi merantau ke Teluk Doreri. Dia lalu berpamitan dengan kakeknya. Lirik lagu Apuse pun secara keseluruhan memiliki arti dalam. Di antaranya, kakek nenek yang melepas kepergian anak yang akan yang merantau. (wol/okz/syifa/d2)
Discussion about this post