Jabar.Waspada.co.id – Sinema Indonesia cukup banyak yang terinspirasi dari kisah nyata. Film yang diadopsi dari kisah nyata ini tak hanya menghibur, namun juga memberi inspirasi penontonnya.
Selain menyajikan tentang kisah tokoh Indonesia yang berpengaruh, beberapa film Indonesia dari kisah nyata ini juga diangkat berdasarkan kejadian atau peristiwa yang pernah terjadi di sekeliling kita.
Berikut daftar film Indonesia dari kisah nyata
1. 22 Menit (2018)
Film Eugene Panji dan Myrna Paramita berjudul 22 Menit ini diangkat dari kisah nyata peristiwa bom Thamrin. Butuh 22 menit bagi Polri untuk meringkus teroris bom Sarinah atau bom Thamrin.
Dikisahkan seorang anggota pasukan antiterorisme yakni AKBP Ardi (Ario Bayu) berusaha memburu pelaku pengeboman yang terjadi di Jakarta pada Januari 2016 itu. Di tengah kekacauan yang terjadi, Ardi dan jajaran unit anti terorisme, serta seorang polisi lalu lintas bernama Firman berhasil meringkus pelaku dalam 22 menit.
2. 3 Srikandi (2016)
3 Srikandi merupakan film biopik yang diangkat dari kisah perjuangan tiga atlet Indonesia: Nurfitriyana Saiman, Lilies Handayani, dan Kusuma Wardhani.
Mereka adalah pemanah perempuan Indonesia pertama yang berhasil memenangkan medali Olimpiade. Kisah bermula pada 1988, Indonesia mempersiapkan diri untuk tampil dalam Olimpiade Musim Panas di Seoul.
3. Tenggelamnya Kapal Van der Wijck (2013)
Tenggelamnya Kapal Van der Wijck merupakan film Indonesia dari kisah nyata kejadian kapal Van Der Wijck milik maskapai pelayaran Belanda, yang tenggelam di Perairan Brondong Lamongan, Jawa Timur pada 1936.
Film berlatar tahun 1930-an ini menceritakan pemuda melarat asal Makassar bernama Zainuddin (Herjunot Ali) yang berlayar menuju kampung halaman ayahnya di Batipuh, Padang Panjang.
Di sana, Zainuddin bertemu dengan gadis cantik keturunan bangsawan bernama Hayati (Pevita Pearce) dan saling jatuh cinta. Namun Zainuddin dan Hayati tak bisa bersatu karena terhalang adat. Hingga akhirnya, kisah cinta mereka menemui ujian terberatnya saat Hayati dalam perjalanan menaiki kapal Van der Wijck.
4. Habibie & Ainun (2012)
Habibie & Ainun merupakan film biografi tentang kisah cinta Presiden ke-3 Indonesia, B.J. Habibie dengan sang istri, Hasri Ainun Besari. Keduanya yang menyukai satu sama lain memutuskan menikah dan menjalani susah senang kehidupan bersama, mulai dari saat Habibie menjalani studi di Jerman hingga mengemban tugas sebagai presiden.
Namun, kebahagiaan mereka harus dirundung duka saat Ainun didiagnosa mengidap kanker ovarium pada 24 Maret 2010. Seiring dengan kesuksesan besar Habibie & Ainun, film ini diikuti dua prekuel yakni Rudy Habibie (2016) dan Habibie & Ainun 3 (2019).
5. Soegija (2012)
Soegija merupakan film drama epik Indonesia arahan sutradara Garin Nugroho. Kisahnya diangkat berdasarkan memoar berjudul Soegija, Catatan Harian Seorang Pejuang Kemanusiaan karya Gregorius Budi Subanar.
Monsinyur Albertus Soegijapranata atau dikenal sebagai Soegija adalah uskup pribumi pertama di Hindia Belanda yang sangat humanis.
Dalam film ini digambarkan upaya Soegija dalam meringankan penderitaan rakyat di tengah kekacauan perang. Atas perannya itu, Presiden Soekarno memberikan penghargaan dengan gelar Pahlawan Nasional.
6. Surat Kecil untuk Tuhan (2011)
Surat Kecil untuk Tuhan adalah film drama biografi Indonesia yang diangkat dari kisah nyata dari novel best-seller yang berjudul sama. Film ini bercerita tentang Gita (Dinda Hauw) yang menderita kanker ganas Rhabdomyosarcoma. Gadis 13 tahun tersebut dikelilingi keluarga dan teman yang setia menemaninya.
Sang ayah pun tak sekali pun menyerah agar anak gadisnya bisa sembuh. Meski akhirnya, Gita harus menerima kenyataan bahwa ia memang tidak dapat disembuhkan karena kankernya sudah menyebar.
7. Sang Pencerah (2010)
Film Indonesia dari kisah nyata berikutnya adalah Sang Pencerah yang mengangkat sosok pahlawan nasional dari pemimpin gerakan pemuda di Yogyakarta, Ahmad Dahlan. Saat itu Ahmad Dahlan (Lukman Sardi) gelisah atas pelaksanaan syariat Islam yang melenceng ke arah sesat, yakni syirik dan bid’ah.
Penentangan itu justru membuat Ahmad Dahlan dianggap sesat, menghasut, dan merusak kewibawaan keraton dan Masjid Besar. Ia juga dituduh sebagai kyai Kafir karena membuka sekolah seperti gaya Belanda.
Namun tuduhan tersebut tidak membuat pemuda Kauman itu surut. Bersama sang istri dan 5 murid setianya, Ahmad Dahlan membentuk organisasi Muhammadiyah dengan tujuan mendidik umat Islam berpikiran progresif sesuai zaman. (wol/cnnindonesia/syifa/d2)
Discussion about this post