BANDUNG, Jabar.waspada.co.id – Tes acak PCR kepada siswa dan guru yang menggelar pembelajaran tatap muka terbatas (PTMT) terus dilakukan oleh Pemerintah Kota Bandung.
Diketahui dari 3.545 sampel yang sudah diperiksa tes acak PCR, hasilnya 77 orang dinyatakan positif Covid-19.
Mengenai hal itu, Ketua Fortusis Kota Bandung, Dwi Subawanto mengimbau para Satgas Covid-19 untuk cekatan mengatasi dan mencari akar penyebab terpaparnya Covid-19 pada anak dan guru selama PTMT.
“Ini harus dipetakan penyebabnya apa, gak tau kalau si siswa tinggalnya ternyata jauh dari posisi sekolah, sehingga terjangkitnya saat naik bus kota atau angkot. Ini harus ditelusuri bersama satuan pendidikan di mana sekolah itu berada, jadi Satgas Covid bekerjasama dengan satuan pendidikan,” ucap Dwi.
“Dari tempat tinggal si bocah (siswa) sampai dia menuju ke sekolah apakah dia naik motor, angkot, atau jalan kaki. Sehingga ketemu itu penyebabnya,” imbuhnya.
Lebih lanjut Dwi berharap agar sekolah benar-benar mematuhi bahwa guru yang mengajar PTMT adalah guru yang sudah divaksin dengan dosis dua kali.
“Ini klaim dari Dinas Pendidikan ya guru sebagai pelayan publik minimal divaksin dua kali. Apakah itu sudah 100 persen? Kami berharap betul sudah. Bagi yang belum, ini ada pengecualian (guru komorbid) apakah dia harus betul-betul belajarnya daring,” paparnya.
“Siswa, apabila saya pikir kalau siswa di sekolah sudah mencapai 70 persen (vaksin) itu aman, dan gurunya harus 100 persen. Saya pikir masyarakat dapat jaminan dari pemerintah,” tambah Dwi.
Ia menambahkan untuk memperlancar proses PTMT, semua pihak harus bekerja sama.
“Ini semua pihak artinya siswanya harus vaksin, guru juga iya, manajemen iya, sampai kepala sekolah, jadi civitas pendidikan itu harus tervaksin. Baru infrastruktur yang memenuhi protokol kesehatan. Kalau itu terjadi masyarakat akan nyaman Artinya masyarakat tenanglah melepas anaknya menuju ke sekolah
Kemudian Dwi mengungkapkan bahwa orang tua butuh jaminan pemerintah untuk protokol kesehatan benar-benar diterapkan selama PTMT.
“Sangat, kami sangat (butuh jaminan disiplin) protokol kesehatan,” pungkasnya. (wol/vin/data3)
Editor AGUS UTAMA
Discussion about this post