BANDUNG, jabar.waspada.co.id – Stok vaksin virus corona (Covid-19) di Jawa Barat diperkirakan hanya cukup untuk 7 hari ke depan. Hal ini diketahui berdasarkan laporan dalam situs vaksin milik Kementerian Kesehatan per 31 Agustus 2021 pukul 17.00 WIB.
Kemenkes juga mencatat, Jawa Timur sebagai provinsi yang paling banyak memiliki stok vaksin Covid-19, yakni sebanyak 4.363.426 dosis. Kemudian, Jawa Tengah 3.358.758 dosis. Disusul DKI Jakarta sebanyak 2.078.442 dosis dan diprediksi hanya cukup untuk 15 hari ke depan.
Indonesia diketahui sudah mendatangkan 217.936.360 dosis vaksin covid-19, dengan rincian 153.900.280 vaksin bulk atau mentah dari Sinovac. Kemudian 28 juta vaksin jadi dari Sinovac, 18.225.140 dosis vaksin AstraZeneca, 8.250.000 vaksin Sinopharm, 8.000.160 dosis vaksin Moderna, dan 1.560.780 dosis vaksin Pfizer.
Vaksin bulk yang diproses oleh PT Bio Farma (Persero) itu diolah menjadi 124,5 juta dosis vaksin jadi. Sehingga ketersediaan vaksin Covid-19 Indonesia baik yang sudah dipakai dan belum, untuk saat ini sekitar 188,5 juta dosis vaksin.
Sementara ini pemerintah menetapkan lima merek vaksin, yakni vaksin Sinovac, AstraZeneca, Pfizer, Moderna dan Novavax akan dipakai dalam program vaksinasi nasional. Sementara untuk vaksin Gotong Royong sejauh ini merek vaksin yang akan dipakai Sinopharm.
Sementara secara keseluruhan, Kementerian Kesehatan per Selasa (31/8) Pukul 21.00 WIB mencatat sebanyak 63.491.357 orang telah menerima suntikan dosis vaksin virus corona. Tercatat baru 36.050.866 orang telah rampung menerima dua dosis suntikan vaksin covid-19 di Indonesia.
Itu artinya, target vaksinasi pemerintah dari total sasaran 208.265.720 orang baru menyentuh 30,49 persen dari sasaran vaksinasi yang menerima suntikan dosis pertama. Sedangkan suntikan dosis kedua baru berada di angka 17,31 persen.
Kepala Dinkes Provinsi Jabar Nina Susana Dewi sebelumnya mengatakan bahwa kebutuhan vaksinasi di Jabar memang sangat tinggi beberapa bulan belakangan. Nina mengaku kerap dihubungi dinkes kabupaten/kota yang mengeluhkan stok vaksin menipis sementara animo masyarakat terhadap vaksinasi mulai tinggi.
“Dinkes kabupaten/kota itu sering mengeluhkan, setiap hari saya menerima WhatsApp soal kebutuhan vaksin kurang. Jadi kami kirim surat ke Kemenkes, terus begitu,” kata Nina mengutip CNNIndonesia.com, Selasa (31/8) kemarin. (cnnindonesia/bil)
Editor: AGUS UTAMA
Discussion about this post